Latest News

10 Model Pembelajaran Kelas

Pendidikan: 10 Model Pembelajaran Kelas 
Beberapa model pembelajaran dalam bentuk sajian yg dikemukakan oleh Guru pendidik, pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yg sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melaksanakan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.

1. Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yg penuh ketergantungan dengan otrang lain, memiliki tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, mencar ilmu berkelompok seCaranya koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling mengembangkan (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi sebab koperatif ialah miniature dari hidup bermasyarakat, dan mencar ilmu menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Makara model pembelajaran koperatif ialah kegiatan pembelajaran dengan Caranya berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menuntaskan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman semoga kelompok kohesif (kompak-pMaknasipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif ialah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.

2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual ialah pembelajaran yg dimulai dengan sajian atau tanya jawab mulut (ramah, terbuka, negosiasi) yg terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga bakal terasa manfaat dari bahan yg bakal disajkan, motivasi mencar ilmu muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi aman – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual ialah aCaranya siswa, siswa melaksanakan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa pMaknasipatif dalam mencar ilmu kelompokatau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan setelah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya darei aneka macam aspek dengan aneka macam Caranya).

3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, hukum uantuk dipakai dalam menuntaskan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengemabngan mateastika).
Prinsip RME ialah aCaranya (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aCaranya sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan). 

4. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yg bersifat informasi dan prosedural yg menjurus pada ketrampilan dasar bakal lebih efektif jikalau disampaikan dengan Caranya pembelajaran langsung. Sintaknya ialah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Caranya ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

5. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan ialah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menuntaskan masalah yg berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan nyata siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yg tetap hatrus dipelihara ialah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan semoga siswa dap[at berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini ialah metakognitif, klarifikasi terperinci (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri

6. Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu duduk masalah yg tidak rutin, belum dikenal Caranya penyelesaiannya. Justru problem solving ialah mencari atau menemukan Caranya penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yg memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yg disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan karenanya menemukan solusi.

7. Problem Posing
Bentuk lain dari problem posing adaslah problem posing, yaitu pemecahan masalah dngan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yg lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.

8. Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka Maknanya pembelajaran yg menyajikan permasalahan dengan pemecahan aneka macam Caranya (flexibility) dan solusinya juga bisa bermacam-macam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, Caranya, atau pendekatan yg bervariasi dalam memperoleh jawaban, tanggapan siswa beragam. Selanjtynya siswa juda diinta untuk menjelaskan proses mencapai tanggapan tersebut. Denga demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yg bakal membentiuk pola piker, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.

Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna seCaranya matematik (gunakan gambar, diagram, table), kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan dengan bahan selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).
Sintaknya adlaha menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat reson siswa, bimbingan dan pengarahan, menciptakan kesimpulan.

9. Probing-prompting
Teknik probing-prompting ialah pembelajaran dengan Caranya guru menyajikan serangkaian petanyaan yg sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yg mengaitkan engetahuan sisap siswa dan engalamannya dengan pengetahuan gres yg sedang dipelajari. Selanjutnya siswa memngkonstruksiu konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan gres tidak diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa seCaranya acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpMaknasipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap dikala ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan bakal terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mngurang kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, bunyi menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa tanggapan siswa yg Keliru harus dihargai sebab Keliru ialah cirinya beliau sedang belajar, ia telah berpMaknasipasi

10. TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan Caranya mengelompokkan siswa heterogen, kiprah tiap kelompok bisa sama bis aberbeda. SDetelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan Caranya guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangak mengisi waktu setelah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya ialah sebagai berikut:

a. Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok bahan dan \mekanisme kegiatan

b. Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yg berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya hingga meja ke-X ditepati oleh siswa yg levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yg duduk pada meja tertentu ialah hasil kesewpakatan kelompok.

c. Selanjutnya ialah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yg telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperik\sa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yg dip[erolehnay diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.

d. Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran kawasan duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yg sama, begitu pula untuk meja turnamen yg lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yg sama.
e. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.

0 Response to "10 Model Pembelajaran Kelas"

Total Pageviews