Latest News

Penelitian Eksperimen

PENELITIAN EKSPERIMEN

A.      Pengertian Penelitian Eksperimen
Menurut Gall dan Borg (2003: 631) the experiment is most powerfull quantitative research method for establishing cause and effect relationships between two or more variable. Eksperimen yaitu metode penelitian kuantitatif  yang paling ampuh untuk mengetahui relasi alasannya yaitu akhir antara dua variabel atau lebih.
Menurut Creswell (2012: 295) penelitian eksperimen merupakan penelitian untuk menguji suatu ide, praktek atau prosedur untuk menentukan apakah
mempengaruhi hasil atau variabel dependen.  Selanjutnya  Creswell menjelaskan  eksperimen dipakai ketika ingin membangun kemungkinan alasannya yaitu dan akibat antara variabel independen dan variabel dependen. Peneliti mengontrol semua
variabel yang mempengaruhi hasil kecuali untuk variabel independen. Kemudian, saat variabel independen mempengaruhi variabel dependen, kita sanggup mengatakan variabel independen "penyebab" atau "mungkin disebabkan" variabel dependen.
McMillan (2012: 14) menyampaikan “in experimental research, the researchers can manipulate of factors (variables) that may influence subjects and then see what happens ti the subjects’ responses as a result”. Jadi dalam penelitian eksperimen, peneliti sanggup memanipulasi faktor-faktor (variabel) yang mungkin mempengaruhi subjek, kemudian melihat respon dari subjek tersebut sebagai hasilnya. Selanjutnya berdasarkan Gall dan Borg (2003: 633) variabel yang dimanipulasi disebut experimental treatment, kadang juga disebut variabel independent (independent variable, variabel eksperimental (experimental variable), variabel perlakuan (treatment variable), atau intervensi (intervention).
Menurut Gay (dalam Emzir, 2012: 64), penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang sanggup menguji secara benar hipotesis menyangkut relasi kausal (sebab akibat). Peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variabel terikat.
 Sugiyono (2012: 109) menambahkan penelitian eksperimen sanggup diartikan sebagai metode penelitian yang dipakai untuk mencari imbas perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Menurut Sukardi (2013: 179-180), penelitian eksperimen merupakan metode penelitian paling produktif, lantaran jikalau penelitian tersebut dilakukan dengan baik sanggup menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan relasi alasannya yaitu akibat. Ada dua alasan mengapa penelitian eksperimen cocok dilakukan di bidang pendidikan. Pertama, metode pengajaran yang lebih sempurna di-setting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang tidak bias. Kedua, penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip-prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh para penyelenggara sekolah.

B.       KARAKTERISTIK PENELITIAN EKSPERIMEN
Dalam bentuk paling sederhana penelitian eksperimen, berdasarkan Ary (2011: 338), mempunyai tiga ciri yaitu:
1.         Suatu variabel bebas dimanipulasi,
2.         Semua variabel lainnya, kecuali variabel bebas, dipertahankan tetap,
3.         Pengaruh manipulasi variabel bebas terhadap variabel terikat diamati.
Jadi dalam penelitian eksperimen ada dua variabel bebas yang dimanipulasi atau diubah-ubah oleh peneliti, sedang variabel terikat, yaitu variabel dimana akhir perubahan itu diamati, tidak dimanipulasi oleh peneliti. Misal: untuk meneliti suatu metode pembelajaran terhadap hasil belajar, maka peneliti memanipulasi metode pembelajaran (variabel bebas) dengan metode yang berbeda-beda untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil berguru (variabel terikat).
Secara umum ada beberapa pendapat mengenai karakteristik penelitian eksperimen. Menurut Ary (2011: 342) ada tiga unsur penting dalam pelaksanaan suatu eksperimen yaitu:
1.         Pengendalian
Pengendalian merupakan inti metode eksperimen lantaran tanpa pengendalian peneliti mustahil sanggup menilai secara tegas imbas variabel bebas. Pengendalian, berdasarkan Sukardi (2013: 181) yaitu perjuangan peneliti untuk memindahkan imbas variabel lain pada variabel terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan mengendalikan suatu variabel atau subyek dalam penelitian eksperimen mempunyai peranan penting, lantaran tanpa melaksanakan kendali secara sistematis, seorang peneliti mustahil sanggup melaksanakan penilaian dengan melaksanakan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat.
Menurut Ary (2011: 342-343) ada dua perkiraan yang menjadi dasar penelitian eksperimen yaitu sebagai berikut
a.         Apabila dua situasi sama dalam segala hal, kecuali faktor yang ditambahkan ke atau dibuang dari salah satu situasi itu, maka setiap perbedaan yang muncul di antara kedua situasi tersebut sanggup dikaitkan dengan faktor tersebut. Pernyataan ini disebut aturan variabel tunggal (law of the single variable).
b.        Apabila dua situasi tidak sama tetapi sanggup ditunjukkan bahwa tidak ada satu variabel pun yang signifikan dalam menimbulkan tanda-tanda yang sedang diselidiki, atau tanda-tanda variabel-variabel yang signifikan itu dibuat sama, maka setiap perbedaan yang terjadi di antara kedua situasi itu setelah dimasukkannya variabel gres ke dalam salah satu di antaranya, sanggup dianggap sebagai disebabkan oleh variabel gres tersebut. Pernyataan ini disebut aturan satu-satunya variabel yang signifikan (the law of the only signifikan variable).
Tujuan pengendalian dalam penelitian eksperimen yaitu untuk mengatur situasi sehingga imbas variabel sanggup diselidiki. Dalam penelitian kita tidak sanggup menghindari bercampurnya variabel yang tidak ada kaitannya dengan duduk kasus penelitian (extraneous variable) dengan variabel bebas. Kekacauan tersebut sanggup dihilangkan dengan jalan mengendalikan imbas variabel-variabel luar (extraneous variable) yang relevan. Ada lima mekanisme pengendalian perbedaan subyek berdasarkan Ary (2011:345) yaitu:
a.         Penempatan secara acak (random assignment)
Random assignment Penempatan subyek ke dalam kelompok sedemikian rupa sehingga untuk setiap kali penempatan, setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditempatkan di kelompok manapun, kelompok eksperimen atau kelompok kontrol.
b.        Pemadanan teracak (randomized matching)
Metode untuk mengendalikan sebagian perbedaan antar subyek. Yang pertama dilakukan yaitu memutuskan variabel yang akan dipakai untuk memadankan, menyerupai IQ, usia mental, pretest, status sosio ekonomi, umur, jenis kelamin. Variabel yang dipakai sebagai patokan harus mempunyai relasi yang tinggi dengan variabel terikat biar mempunyai nilai guna.
c.         Pemilihan yang homogen
d.        Analisa kovariansi (analysis of covariance)
merupakan metode untuk menganalisis perbedaan variabel terikat di antara kelompok-kelompok eksperimen, setelah memperhitungan setiap perbedaan ukuran pratest atau ukuran variabel terikat relevan lainnya yang telah ada sebelumnya di antara kelompok-kelompok tersebut. Analisis kovariansi yaitu metode statistik yang memperlihatkan pengendalian sebagian terhadap variabel-variabel luar yang mengacaukan (extraneous variable) relasi antara variabel bebas dan variabel terikat.
e.         Penggunaan subyek sebagai pengendali mereka sendiri.
Prosedur pengendalian yang menempatkan subyek ke semua kondisi eksperimen dan kemudian mengukur hasil subyek tersebut dan menjadikan hasil pengukuran tersebut sebagai dasar dalam pembagian kelompok.
Selain perbedaan antar subyek, variabel situasional juga perlu dikendalikan biar subyek tidak merasa sedang diteliti. Ada tiga metode yang biasanya dipakai untuk mengendalikan variabel situasional yaitu:
a.         menjaga biar keadaan variabel tersebut tetap menyerupai semula,
b.        mengacak variabel tersebut
c.         memanipulasi variabel tersebut secara sistematis dan terpisah dari variabel bebas yang utama.
2.      Manipulasi
Karakteristik utama penelitian eksperimen yaitu adanya tindakan memanipulasi variabel secara bersiklus oleh peneliti. Manipulasi dalam penelitian eksperimen, berdasarkan Emzir (2012: 65) yaitu peneliti memutuskan apa bentuk atau nilai-nilai variabel bebas (sebab) yang akan diambil dan kelompok mana akan menerima bentuk yang sama. Manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang sanggup dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan imbas dalam variabel terikat (Sukardi, 2013: 181).
3.         Pengamatan
Menurut Sukardi (2013: 182), tindakan pengamatan atau observasi dilakukan dengan tujuan biar sanggup mengamati dan mencatat fenomena yang muncul dalam variabel terikat sebagai akhir dari adanya pengendalian dan manipulasi variabel. Sederhananya, pengamatan dilakukan untuk mengetahui apakah ada imbas manipulasi variabel bebas terhadap variabel terikat.

Karakteristik kunci dari penelitian eksperimen lainnya berdasarkan Creswell (2012: 296-302) yaitu:
1.    Penempatan secara acak (Random assignment)
Dalam penelitian eksperimen, peneliti menentukan sampel dari populasi secara acak, sehingga hasil penelitian sanggup digeneralisasikan terhadap populasi. Dengan penempatan secara acak peneliti sanggup mengontrol karakteristik dari akseptor (variabel asing) yang sanggup mempengaruhi hasil penelitian, misalnya: kemampuan siswa, perhatian, atau motivasi.
2.    Adanya kontrol terhadap variabel asing/tambahan (Control over extraneous variables)
Menurut Fraenkel&Wallen (2006: 50) extraneous variables merupakan variabel independen yang belum terkontrol, yakni variabel yang tidak sanggup dimanipulasikan oleh pengeksperimen, tetapi mempunyai imbas yang berarti pada variabel tergantung. Creswell (2012: 297-300) menjelaskan ada beberapa cara yang sanggup dilakukan peneliti untuk mengontrol variabel embel-embel baik sebelum dan selama percobaan yaitu:
a.         Pretest dan posttest
Pretest sanggup dipakai untuk menyamakan karakteristik kelompok. Posttest sanggup diberikan untuk akseptor setelah mendapatkan perlakuan.
b.         Kovariat
Tes ini memungkinkan peneliti untuk menilai secara akurat relasi antara perlakuan dan hasilnya.
c.         Pencocokan peserta
Proses mengidentifikasi satu atau lebih karakteristik pribadi yang sama, misalnya: jenis kelamin, nilai pretest, atau kemampuan individual, yang sanggup mempengaruhi hasil penelitian ke dalam kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Berikut gambar untuk menjelaskan proses mencocokkan akseptor berdasarkan jenis kelamin:
d.        Sampel homogen
Memilih sampel dengan karakteristik yang sedikit berbeda.
e.         Memblokir variabel
Membagi akseptor menjadi subkelompok yang homogen dengan menentukan karateristik yang umum untuk semua akseptor dalam penelitian (misal:jenis kelamin, rentang usia) ke dalam kelompok eksperimental dan kelompok kontrol dengan jumlah yang sama.
3.         Manipulasi terhadap kondisi perlakuan (Manipulation of the treatment conditions)
Peneliti memanipulasi kondisi perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
4.         Hasil tindakan (Outcome measures)
Hasil eksperimen yaitu imbas suatu perlakuan (variabel bebas) terhadap variabel terikat (dependent variable)
5.         Membandingkan kelompok (Group comparisons)
Membandingkan hasil penelitian pada tiap-tiap kelompok, kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
6.         Ancaman terhadap validasi (Threats to validity)
Peneliti harus teliti terhadap faktor-faktor yang sanggup menjadi bahaya bagi validitas internal dan validitas eksternal yang sanggup mempengaruhi hasil penelitian.
Berikut beberapa kareakteristik penting dari penelitian eksperimen berdasarkan Fraenkel&Wallen (2006: 263).
1.        Perbandingan Kelompok (Comparison of group)
Dalam penelitian eksperimen terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sedapat mungkin sama (homogen) atau mendekati sama karakteristiknya. Pada kelompok eksperimen diberikan imbas atau treatment tertentu, sedangkan pada kelompok kontrool tidak diberikan. Selanjutnya proses penelitian berjalan dan diobservasi untuk menentukan perbedaan atau perubahan yang terjadi pada kelompok eksperimen. Tentunya perbedaan tersebut merupakan hasil bandingan keduanya.
2.        Manipulasi variabel bebas (Manipulate of the independent variable) Karakteristik penting yang kedua dari semua penelitian eksperimen yaitu memanipulasi variabel indipenden. Maksudnya peneliti sengaja dan pribadi menentukan bentuk variabel bebas yang akan diambil dan menentukan grup yang mana yang mendapatkan bentuk itu.
3.        Randomization
Aspek penting dari semua eksperimen yaitu penempatan secara acak dari subjek dalam grup.

C.      PROSEDUR PENELITIAN EKSPERIMEN
Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen intinya sama dengan jenis penelitian lainnya, berikut ini berdasarkan Sukardi (2013: 182-183), yaitu:
1.         Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan,
2.         Mengidentifikasi permasalahan,
3.         Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel,
4.         Membuat planning penelitian yang di dalamnya meliputi kegiatan:
a.         Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen,
b.        Menentukan cara untuk mengontrol mereka,
c.         Memilih desain riset yang tepat,
d.        Menentukan populasi, menentukan sampel yang mewakili dan memilih  sejumlah subyek penelitian,
e.         Membagi subyek ke dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen,
f.         Membuat instrumen yang sesuai, memvalidasi instrumen dan melaksanakan pilot study agar memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan,
g.        Mengidentifikasi mekanisme pengumpulan data, dan menentukan hipotesis,
5.         Melakukan eksperimen,
6.         Mengumpulkan data bernafsu dari proses eksperimen,
7.         Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan,
8.         Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan,
9.         Membuat laporan penelitian eksperimen.
Menurut Creswell (2012: 322-325), ada 8 langkah dalam melaksanakan penelitian eksperimen, yaitu sebagai berikut:
1.    Tentukan eksperimen yang menggambarkan masalah penelitian
Jenis masalah yang diteliti oleh peneliti adalah kebutuhan untuk mengetahui apakah praktek baru mempengaruhi hasil.
2.    Buatlah hipotesis untuk menguji hubungan alasannya yaitu akibat
Sebuah hipotesis memperlihatkan sebuah prediksi perihal hasil. Eksperimen menetapkan prediksi ini (dalam bentuk hipotesis nol atau alternatif) dan kemudian mengumpulkan data untuk menguji hipotesis.
3.    Pilih unit eksperimen dan identifikasi akseptor penelitian
Sebuah unit eksperimental analisis yaitu unit terkecil yang dirawat oleh peneliti selama percobaan. Pemilihan akseptor dilakukan dengan cara yang sistematis biar sanggup mewakili populasi, sehingga hasil penelitian sanggup digeneralisasi.
4.    Tentukan sebuah perlakuan eksperimen yang akan diterapkan
Kunci dari desain ini yaitu memutuskan tingkat perlakuan dan menerapkan satu tingkat ke masing-masing kelompok, menyerupai satu tingkat ke kelompok eksperimen dan tingkat lain untuk kelompok kontrol, kemudian dibandingkan hasilnya.
5.    Pilihlah jenis desain eksperimen
Peneliti harus membuat beberapa keputusan berdasarkan ketersediaan peserta, dan mengendalikan imbas abnormal dalam penelitian sebelum menentukan desain.
6.    Lakukan percobaan/penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian dengan melibatkan langkah-langkah prosedural sesuai dengan desain yang dipilih, antara lain: penyelenggaraan pretes, memperkenalkan ‘obat’ yang akan diperlakukan dalam kelompok, pemantauan proses selama penelitain berlangsung, pengumpulan hasil posttes, dan penggunaan adat dalam penelitian dengan menginformasikan perihal tujuan dan alasan.
7.    Atur dan analisis data
Ada 3 acara utama dalam final proses penelitian, yaitu: coding data, menganalisis data, dan menulis laporan penelitian. Coding data berarti bahwa peneliti mengambil gosip untuk dianalisis dalam komputer. Analisis deskriptif dengan memakai analisis statistik dan mencatat variabel data, kemudian membandingkan hasilnya. Analisis statistik yang bisa dipakai antara lain uji t, ANOVA, ANCOVA.
8.    Kembangkan laporan penelitain
Dalam laporan penelitain eksperimen, memuat gosip tentang: akseptor dan tugasnya, desain eksperimen, intervensi dan bahannya, kontrol atas variabel asing, pengukuran dan pengamatan.

D.      VALIDITAS EKSPERIMEN
Hasil penelitian eksperimen akan dikatakan valid secara ideal berdasarkan Sukardi (2013: 188), apabila:
1.         Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh lantaran variabel bebas yang dimanipulasi secara sistematis,
2.         Hasil final eksperimen harus sanggup digeneralisasi pada kondisi eksperimen yang berbeda.
Ada dua syarat biar hasil suatu eksperimen sanggup mencapai hasil yang baik dan tidak bervariasi, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Campbell dan Stanley (dalam Ary, 2011: 360-364) menjelaskan perihal validitas internal dan validitas eksternal, serta beberapa bahaya bagi validitas internal dan validitas eksternal.
1.         Validitas Internal
Validitas internal berkaitan dengan pertanyaan: Apakah perlakuan eksperimental benar-benar mengakibatkan perubahan pada variabel terikat? Apakah variabel bebas benar-benar membuat perbedaan yang signifikan? Campbell dan Stanley (dalam Ary, 2011: 360-364) mengidentifikasi delapan faktor atau bahaya utama terhadap validitas internal, yaitu:
a.         Sejarah (history) Kejadian-kejadian khusus yang bukan perlakuan eksperimen, tetapi mempengaruhi model, karakter, dan penampilan variabel bebas.
b.        Maturation (Pematangan), dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau obyek yang diteliti yang mungkin muncul selama suatu periode tertentu yang mempengaruhi proses pengukuran dalam penelitian.
c.         Pemberian pra-tes. Pemberian pra-tes mungkin sanggup mempengaruhi penampilan subyek pada tes kedua, apapun perlakuan eksperimen yang diterimanya.
d.        Alat pengukuran. Perubahan alat pengukur, penilai, atau pengamat yang dipergunakan mungkin mengakibatkan perubahan-perubahan pada ukuran yang diperoleh.
e.         Kemunduran statistik (statistical regression). Apabila kelompok itu dipilih berdasarkan skor yang ekstrim, regresi (kemunduran) statistik mungkindapat menimbulkan imbas yang sanggup disalah-tafsirkan sebagai imbas perlakuan ekperimen.
f.         Pemilihan subyek yang berbeda. Mungkin kelompok-kelompok itu sudah mempunyai perbedaan penting, bahkan sebelum diberikannya perlakuan eksperimen.
g.        Hilang dalam eksperimen. Kelompok-kelompok yang diperbandingkan itu, mungkin ada responden yang hilang dalam jumlah yang berbeda, sehingga akan mempengaruhi penyelidikan.
h.        Interaksi pematangan dengan seleksi. Jenis interaksi ini sanggup terjadi dalam desain quasi-eksperimen di mana kelompok coba dan kelompok pengendali tidak dipilih secara acak melainkan merupakan kelompok-kelompok utuh yang sudah ada sebelumnya.
Kedelapan faktor ini perlu dikontrol biar variabel yang direncanakan sanggup mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel terikat.
2.         Validitas Eksternal
Validitas eksternal mengacu pada kondisi bahwa hasil yang diperoleh sanggup digeneralisasikan dan sanggup diterapkan pada kelompok dan lingkungan di luar setting eksperimen. Bracht dan Glass (dalam Ary, 2011: 365), menyebutkan dua macam validitas eksternal, yaitu validitas populasi dan validitas ekologi.
a.       Validitas populasi. Peneliti berharap biar hasil penelitian terhadap kelompok eksperimen itu sanggup digeneralisasi kepada populasi yang jauh lebih besar, meskipun populasi tersebut tidak/belum diteliti.
b.      Validitas ekologi. Para peneliti berharap hasil yang diperoleh dari penelitian juga akan diperoleh dalam kondisi lingkungan eksperimen yang lain.
Menurut Cook dan Campbell dalam Creswell (2012: 306) tiga bahaya yang sanggup mempengaruhi generalisasi adalah:
a.         Interaksi  seleksi dan perlakuan (Interaction of selection and treatment)
Ketidakmampuan untuk menggeneralisasikan hasil pada kelompok di luar kelompok percobaan lantaran faktor ras, sosial, geografis, usia, jenis kelamin, atau kepribadian.
b.        Interaksi pengaturan dan perlakuan (Interaction of setting and treatment)
Ketidakmampuan untuk menggeneralisasikan pengaturan yang berbeda di dalam suatu percobaan.
c.         Interaksi sejarah dan perlakuan (Interaction of history and treatment)
Ketika peneliti mencoba menggeneralisasikan hasil penelitian pada situasi masa kemudian dan masa depan, maka risikonya tentu saja akan berbeda.
Campbell dan Stanley (dalam Emzir, 2012: 79-84) mengidentifikasi beberapa bahaya utama terhadap validitas eksternal, yaitu:
a.         Interaksi pra-tes perlakuan. Interaksi pra-tes perlakuan muncul bila respon subyek atau bereaksi secara berbeda pada perlakuan lantaran mereka mengikuti pra-tes.
b.        Interaksi seleksi perlakuan. Interaksi seleksi perlakuan sama dengan duduk kasus seleksi subyek berbeda yang diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal dan juga muncul bila subyek tidak dipilih secara acak untuk perlakuan.
c.         Spesifisitas variabel. Spesifisitas variabel mengacu pada fakta bahwa suatu studi yang diberikan dilakukan dengan jenis subyek spesifik, penggunaan instrumen pengukur spesifik, pada waku yang spesifik, atau kondisi yang spesifik.
d.        Pengaturan reaktif. Pengaturan reaktif mengacu pada sejumlah faktor yang diasosiasikan dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap subyek yang dilibatkan.
e.         Interferensi perlakuan jamak. Interferensi perlakuan jamak sanggup muncul bila subyek yang sama mendapatkan lebih dari satu perlakuan dalam pergantian, ia mengacu pada imbas perlakuan yang menyulitkan untuk menilai keefektifan perlakuan yang lebih belakang.
f.         Kontaminasi dan bias pelaku eksperimen. Kontaminasi muncul bila keakraban peneliti dengan subyek mempengaruhi hasil penelitian, peneliti sanggup dengan tidak sengaja memengaruhi sikap mereka atau menjadi subyektif dalam penilaian sikap mereka.

E.       DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN
Validitas eksperimen merupakan fungsi pribadi dari tingkatan untuk mana variabel luar dikontrol. Apabila variabel tersebut tidak dikontrol, sulit untuk dievaluasi imbas variabel bebas dan generalisabilitas. Efek variabel bebas mungkin dicampuri oleh variabel luar demikian yang sulit untuk menentukan efeknya. Hal ini yang harus dikontrol oleh desain penelitian eksperimen. Desain penelitian eksperimen yang baik mengontrol banyak sumber ketidakvalidan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol variabel luar biar tidak berefek pada variabel terikat (Emzir, 2012: 86-91), yaitu:
1.         Pengontrolan variabel luar. Randomisasi merupakan cara tunggal upaya mengontrol banyak variabel luar pada waktu yang sama. Randomisasi efektif dalam membuat kesamaan, kelompok representatif yang secara esensial sama pada semua variabel yang relevan.
2.         Pemadanan. Pemadanan yaitu suatu teknik untuk penyamaan kelompok pada satu atau lebih variabel yang telah diidentifikasi peneliti sebagai bekerjasama dengan penampilan pada variabel terikat. Pendekatan yang paling umum dipakai yaitu dengan melibatkan penempatan anggota pasangan secara random, satu anggota untuk setiap kelompok.
3.         Perbandingan kelompok dan subkelompok homogen. Cara lain untuk mengontrol variabel luar yaitu membandingkan kelompok yang homogen perihal variabel tersebut.
4.         Penggunaan subyek sebagai pengendalian diri mereka sendiri.
5.         Analisis kovarian. Analisis kovarian yaitu suatu metode statistik untuk penyamaan kelompok yang dibuat secara random pada satu atau lebih variabel kontrol. Analisis kovarian mengatur skor pada suatu variabel terikat untuk perbedaan awal pada beberapa variabel lain.

Jenis desain penelitian eksperimen berdasarkan Creswell (2012: 307) yaitu:
1.      Desain Antar Grup (Between Group Design)
a.       Eksperimen Sejati (True Experiment)
-       Pretes dan posttes
Penugasan Acak
Grup Kontrol
Pretes
Tidak ada perlakuan
Posttes
Penugasan Acak
Grup Eksperimen
Pretes
Perlakuan eksperimen
Posttes
-       Hanya posttes
Penugasan Acak
Grup Kontrol
Tidak ada perlakuan
Posttes
Penugasan Acak
Grup Eksperimen
Perlakuan eksperimen
Posttes
b.      Eksperimen Semu (Quasi Experiment)
-       Pretes dan posttes
Grup Kontrol Terpilih
Pretes
Tidak ada perlakuan
Posttes
Grup Eksperimen Terpilih
Pretes
Perlakuan eksperimen
Posttes
-       Hanya posttes
Grup Kontrol Terpilih
Tidak ada perlakuan
Posttes
Grup Eksperimen Terpilih
Perlakuan eksperimen
Posttes
c.       Desain Faktorial (Factorial Design)
Grup 1
Tingkat 1
Perlakuan eksperimen
Posttes
Grup 2
Tingkat 2
Perlakuan eksperimen
Posttes
Grup 3
Tingkat 3
Perlakuan eksperimen
Posttes
Grup 4
Tingkat 1
Perlakuan normal
Posttes
Grup 5
Tingkat 2
Perlakuan normal
Posttes
Grup 6
Tingkat 3
Perlakuan normal
Posttes

2.      Desain Dalam Grup atau Desain Individual
a.       Seri waktu (Time Series Experiment)
-       Terputus (interrupted)
Terpilih akseptor untuk grup
Pretes atau pengamatan
Pretes atau pengamatan
Pretes atau pengamatan
Intervensi (perlakuan)
Posttes atau pengamatan
Posttes atau pengamatan
Posttes atau pengamatan
-       Setara (equivalent)
Terpilih akseptor untuk grup
Pengukuran atau pengamatan
Intervensi (perlakuan)
Pengukuran atau pengamatan
Intervensi (perlakuan)
Pengukuran atau pengamatan
Intervensi (perlakuan)
Pengukuran atau pengamatan
b.      Eksperimen berulang (Repeated Measures Experiment)
Terpilih akseptor untuk grup
Pengukuran atau pengamatan
Eksperimen ke-1
Pengukuran atau pengamatan
Eksperimen ke-2
Pengukuran atau pengamatan
c.       Eksperimen subjek tunggal (Single Subject Experiment)
Subjek tunggal yang terpilih diamati setiap waktu, setiap perkembangan, digambarkan dalam bentuk grafik.

Berikut disajikan tabel dari karakteristik dari setiap jenis desain penelitian eksperimen berdasarkan Creswell (2012: 307), yaitu:
Tabel. Jenis Penelitian Eksperimen
Perihal
Jenis Desain Eksperimen
Eksperimen Sejati
Eksperimen Semu
Faktorial
Seri Waktu
Eksperimen Berulang
Subjek Tunggal
Karakter
Penugasan Acak
Ya
Tidak
Mungkin
Tidak
Tidak
Tidak
Jumlah grup/individu yang dibandingkan
2 atau lebih
2 atau lebih
2 atau lebih
1 grup
1 grup
1 individu berguru pada suatu waktu
Jumlah intervensi yang digunakan
1 atau lebih
1 atau lebih
2 atau lebih
1 atau lebih
2 atau lebih
1 atau lebih
Jumlah variabel terikat diukur/diamati
1 kali
1 kali
1 kali
Setelah banyak diberikan intervensi
Setelah banyak diberikan intervensi
Banyak waktu
Kontrol yang digunakan
Pretes,
Pencocokan,
Pengeblokan,
Kovarian
Pretes,
Pencocokan,
Pengeblokan,
Kovarian
Pretes,
Pencocokan,
Pengeblokan,
Kovarian
Grup menjadi pengontrolnya
Kovarian
Individual menjadi pengontrolnya
Berikut ini disajikan bahaya terhadap validitas internal berdasarkan Creswell (2012: 308), yaitu:
Tabel. Ancaman Terhadap Validitas Internal
Perihal
Jenis Desain Eksperimen
Eksperimen Sejati
Eksperimen Semu
Faktorial
Seri Waktu
Eksperimen Berulang
Subjek Tunggal
Untuk Peserta
Sejarah
Terkontrol
Potensi ancaman
Terkontrol, jikalau diacak
Mungkin jikalau interval pendek tdk digunakan
Mungkin jikalau interval pendek tdk digunakan
Potensi ancaman
Kematangan
Terkontrol
Potensi ancaman
Terkontrol, diacak
Bisa dikontrol jikalau teladan terdeteksi
Terkontrol
Terkontrol
Regresi
Terkontrol
Potensi ancaman
Terkontrol, diacak
Bisa dikontrol jikalau skor tdk biasa tercatat
Terkontrol
Terkontrol
Seleksi
Terkontrol
Potensi ancaman
Terkontrol, jikalau diacak
Terkontrol
Terkontrol
Terkontrol
Kematian
Terkontrol
Potensi ancaman
Terkontrol, jikalau diacak
Bisa dikontrol jikalau keluarnya tercatat
Terkontrol
Terkontrol
Interaksi
Terkontrol
Potensi ancaman
Terkontrol, jikalau diacak
Terkontrol
Terkontrol
Terkontrol
Untuk Prosedur
Testing
Potensi bahaya jikalau pretes dan posttes digunakan
Potensi bahaya jikalau pretes dan posttes digunakan
Potensi bahaya jikalau pretes dan posttes digunakan
Dengan pengukuran ulang dan pengamatan sebelumnya
Potensi bahaya jikalau pretes dan posttes digunakan
Terkontrol
Instrumen
Potensi bahaya jikalau instrumen dan pengamatan berubah
Potensi bahaya jikalau instrumen dan pengamatan berubah
Potensi bahaya jikalau instrumen dan pengamatan berubah
Bisa dikontrol jikalau mekanisme terpantau
Bisa dikontrol jikalau mekanisme terpantau
Mungkin bahaya jikalau banyak intervensi digunakan

Model desain penelitian eksperimen, Campbell dan Stanley (dalam Ary, 2011: 374-404) mengemukan berjumlah 12 model dan terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu pra-eksperimen (pre-experiment), eksperimen sejati (true-experiment), dan eksperimen semu (quasi-experiment).

1.         Pra-Eksperimen (pre-experiment)
a.         Desain 1. Prates – pascates dengan satu kelompok
Pra tes
Variabel Bebas
Pasca tes
Y1
X
Y2
b.        Desain 2. Desain statis dengan dua kelompok
Kelompok
Variabel Bebas
Pasca tes
Eksperimen
X
Y2
Kontrol
-
Y2
2.         Eksperimen Sejati (true-experiment)
a.         Desain 3. Desain yang hanya memakai pasca tes dengan subyek diacak dan dua kelompok
Kelompok
Variabel Bebas
Pasca tes
(R) Eksperimen
X
Y2
 (R) Kontrol
-
Y2
b.        Desain 4. Desain yang hanya memakai pasca tes, subyek dipadankan dan diacak, dua kelompok
Kelompok
Variabel Bebas
Pasca tes
Eksperimen
X
Y2
(M1) Kontrol
-
Y2
c.         Desain 5. Desain yang memakai pra tes dan pasca tes dengan kelompok-kelompok yang diacak
Kelompok
Pra tes
Variabel Bebas
Pasca tes
(R) Eksperimen
Y1
X
Y2
(R) Kontrol
Y1
-
Y2
d.        Desain 6. Desain tiga kelompok solomon
Kelompok
Pra tes
Variabel Bebas
Pasca tes
(R) Eksperimen
Y1
X
Y2
(R) Kontrol 1
Y1
-
Y2
(R) Kontrol 2
-
X
Y2
e.         Desain 7. Desain empat kelompok solomon
Kelompok
Pra tes
Variabel Bebas
Pasca tes
(R) Eksperimen
Y1
X
Y2
(R) Kontrol 1
Y1
-
Y2
(R) Kontrol 2
-
X
Y2
(R) Kontrol 3
-
-
Y2
f.         Desain 8. Desain faktorial sederhana
Variabel Atribut (X2)
Variabel Eksperimen (X1)
Perlakuan A
Perlakuan B
Eksperimen
Kotak 1
Kotak 3
(M1) Kontrol
Kotak 2
Kotak 4

3.         Eksperimen Semu (quasi-experiment)
a.         Desain 9. Desain yang memakai pra tes dan pasca tes dengan kelompok kontrol tidak acak
Kelompok
Pra tes
Variabel Bebas
Pasca tes
Eksperimen
Y1
X
Y2
Kontrol
Y1
-
Y2
b.        Desain 10. Desain berimbang
Replikasi
Perlakuan Eksperimen
X1
X2
X3
X4
1
Kelompok A
B
C
D
2
Kelompok B
A
D
B
3
Kelompok C
D
A
C
4
Kelompok D
C
B
A

Rerata kolom 1
Rerata kolom 1
Rerata kolom 1
Rerata kolom 1
c.         Desain 11. Desain rangkaian waktu dengan satu kelompok
Y1
Y2
Y3
Y4
X
Y5
Y6
Y7
Y8
d.        Desain 12. Desain rangkaian waktu dengan kelompok kontrol
Kelompok









Eksperimen
Y1
Y2
Y3
Y4
X
Y5
Y6
Y7
Y8
Kontrol
Y1
Y2
Y3
Y4
-
Y5
Y6
Y7
Y8

Berikut disajikan faktor-faktor yang merusak validitas desain eksperimen berdasarkan Sukardi (2013: 189-190), secara ringkas sanggup dilihat menyerupai tabel berikut:
Tabel. Faktor yang Merusakkan Validitas Eksperimen
Sumber Validitas
Desain Penelitian
Pra Eksperimen
Eksperimen Sejati
Eksperimen Semu
1
2
3
4
5
6
7

9
10
11
12
Validitas Internal

1
Sejarah
-
+
+
+
+
+
+

+
+
-
+
2
Kematangan
-
?
+
+
+
+
+

+
+
+
+
3
Prosedur pretesting
-
+
+
+
+
+
+

+
+
+
+
4
Pengukuran instrumen
-
+
+
+
+
+
+

+
+
?
+
5
Statistik regresi
?
+
+
+
+
+
+

?
+
+
+
6
Perbedaan seleksi
+
-
+
+
+
+
+

+
+
+
+
7
Mortalitas
+
-
+
+
+
+
+

+
+
+
+
8
Interaksi antara pemilihan dan kematangan
-
-
+
+
+
+
+

-
?
+
+
Validitas Eksternal

1
Interaksi pemilihan dan variabel eksperimen
-
-
?
?
?
?
?

?
?
?
-
2
Interaksi pretesting dengan variabel eksperimen
-

+
+
-
+
+

-
?
-
-
3
Reaksi mekanisme eksperimen
?

?
?
?
?
?

?
?
?
?
4
Interferensi multi treatment










-

Keterangan:
+   = memperlihatkan adanya kontrol terhadap faktor
-    = memperlihatkan tidak adanya kontrol terhadap faktor
?   = memperlihatkan masih dipertanyakan kontrol terhadap faktor
     = (kosong) memperlihatkan bahwa faktor yang dimaksud tidak relevan
F.     Mengevaluasi Penelitian Eksperimen
Wiersma (dalam Emzir, 2012: 93-95) mengemukakan sejumlah kriteria untuk suatu desain penelitian eksperimen yang baik, yaitu:
1.         Kontrol eksperimen yang memadai,
2.         Kekurangan artifisialitas,
3.         Dasar untuk perbandingan,
4.         Informasi yang memadai dari data,
5.         Data yang tidak terkontaminasi,
6.         Tidak mencampurkan variabel yang relevan,
7.         Keterwakilan,
8.         Kecermatan.
Bausell (1994) dalam Creswell (2012: 325) menjelaskan beberapa kriteria  untuk mengevaluasi penelitian eksperimen, percobaan yang baik mempunyai beberapa kriteria yaitu:
1.      Percobaan mempunyai intervensi yang kuat
2.      Kelompok perlakuan sedikit jumlahnya
3.      Peserta akan mendapatkan dari intervensi
4.      Peneliti mengambil jumlah akseptor per kelompok dengan cara sistematis.
5.      Peneliti memakai langkah-langkah dan pengamatan yang valid, sanggup diandalkan, dan sensitif.
6.      Peneliti mengontrol faktor-faktor luar yang mungkin mempengaruhi hasilnya.
7.      Peneliti membahas bahaya terhadap validitas internal dan eksternal.
8.      Hasil pengukuran valid dan reliabel.



DAFTAR PUSTAKA

Ary, Donald, Jacobs, L. C. dan Razavieh, Asghar. 2011. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Terjemahan Arief Furchan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, John W. 2008. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey: Pearson Education Inc.
                            
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Fraenkel, Jack R dan Norman E. Wallen. 2006. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGrow-Hill Inc.
Gall, M.B., Gall, J.P. and Borg, W.R. 2003. Educational Research: An Introduction. New York: Pearson Education Inc.
McMillan, James H. 2012. Educational Research: Fundamentals for The Consumer. Sixth Edition. Virginia: Pearson.

Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

0 Response to "Penelitian Eksperimen"

Total Pageviews